SANTRI DAARUL AHSAN BERHASIL MENYABET JUARA 1 LOMBA KADARKUM TINGKAT PROVINSI BANTEN TAHUN 2019

Sebagai salah satu lembaga pendidikan, Pondok Pesantren dituntut untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa yang berkualitas dan berkarakter. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, Pondok Pesantren Daarul Ahsan mengutus 5 (lima) orang santrinya untuk mengikuti perlombaan Keluarga Sadar Hukum (Kadarkum) yang diselenggarakan oleh Kementrian Hukum dan HAM Provinsi Banten pada hari Rabu, (25/9/2019).

Perlombaan yang diselenggarakan setiap 4 (empat) tahun sekali ini bertujuan untuk menyeleksi putra putri terbaik Provinsi Banten untuk diutus menjadi perwakilan Provinsi dalam perlombaan Kadarkum tingkat nasional.

Berbekal tekad yang kuat dan kemauan untuk mengharumkan nama Kabupaten Tangerang, Pondok Pesantren Daarul Ahsan berhasil menyabet juara 1 Lomba Kadarkum tingkat Provinsi Banten. Adapun 5 (lima) orang santri yang diutus menjadi perwakilan Kabupaten Tangerang adalah M. Abdul Aziz, Ayyash Lukman Hakim, Dewi Inas Azhar Taqiyah, Siti Hipdiah, dan Neng Fitria Fauziah.

Selain untuk menjaring peserta yang akan dikirim ke tingkat nasional, kegiatan yang diselenggarakan di Hotel Mangkuputra Kota Cilegon ini juga bertujuan untuk membangun kesadaran hukum di tengah masyarakat, khususnya masyarakat Provinsi Banten.

Ada 8 (delapan) tim yang menjadi utusan masing masing kabupaten/kota, dan semuanya telah mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin. “Degdegan sih, soalnya baru pertama kali ikut, tapi Alhamdulillah bisa terlewati dengan baik” tutur Aziz, salah satu santri yang mewakili Pondok Pesantren Daarul Ahsan dalam kegiatan ini saat diwawancarai oleh tim Ahsan Media. Senada dengan Aziz, Siti Hipdiah yang kerap disapa Iip juga berharap kedepanya lebih banyak santri Daarul Ahsan yang bisa aktif berpartisipasi dalam kompetisi kompetisi keilmuan seperti ini. Ayas Lukman Hakim

UPACARA PERINGATAN HUT KE-76 RI: Dari Daarul Ahsan, Menuju Perubahan Masa Depan.

Upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-76 Republik Indonesia digelar di Pondok Pesantren Daarul Ahsan pada Selasa, (17/8/2021).

Tepat pada pukul 07.30 WIB upacara HUT RI dimulai, diawali dengan inspeksi barisan peserta upacara oleh komandan peleton, kemudian dipersilahkannya peserta khusus yang mengenakan pakaian adat dari setiap daerah Indonesia untuk memasuki barisan, dan upacara pun beelangsung dengan khidmat.

Peringatan HUT RI ini selalu dilaksanakan setiap tahun di Pondok Pesantren Daarul Ahsan dengan tujuan agar para santri dapat menghayati perjuangan para pahlawan yang telah berkorban untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penindasan para penjajah. Juga sebagai wujud syukur bagi bangsa Indonesia yang telah dianugerahi kemerdekaan oleh Allah SWT.c Tujuan lain dari dilaksanakannya upacara HUT Ke-76 RI ini adalah untuk memupuk para santri dalam memelihara persatuan sesama anak bangsa dan menjaga integritas kesatuan bangsa Indonesia dengan meningkatkan rasa cinta tanah air dan persaudaraan.

Sejarah kemerdekaan Indonesia tidak bisa lepas dari perjuangan para ulama dan santri yang gigih dan berani untuk melakukan perlawanan terhadap segala bentuk penindasan dan penjajahan, hal tersebut dibuktikan dengan lahirnya fatwa resolusi jihad yang diputuskan oleh Hadratussyeikh K.H. Hasyim Asya’ri bahwa jihad melawan para penjajah hukumnya adalah fardu ‘ain atau wajib bagi setiap individu.

Pemimpin Pondok Daarul Ahsan yakni K.H. Maman Lukman Hakim, M.A. bertindak sebagai inspektur upacara. Dalam pidatonya, beliau mengajak kepada seluruh peserta upacara yang terdiri atas dewan guru, karyawan pondok, dan seluruh santri Daarul Ahsan untuk merenungi 76 (tujuh puluh enam) tahun kemerdekaan Indonesia. Dalam renungan yang beliau paparkan dengan menjabarkan secara komparatif antara kebangkitan bangsa Indonesia pasca-kemerdekaan dan bangkitnya Jepang setelah hancurnya Kota Hiroshima dan Nagasaki akibat serangan bom atom yang diledakkan di dua kota tersebut. Lanjut beliau dalam pidatonya, Negara Indonesia ketika merdeka dipenuhi oleh para politisi yang mengisi posisi strategis Negara Indonesia, berbagai kepentingan turut ikut serta dalam berbagai pembangunan Indonesia, sehingga stagnasi yang dirasakan oleh bangsa Indonesia sampai saat ini. Lain hal dengan Jepang, pada saat kota Hiroshima dan Nagasaki luluh lantak sampai tanah mereka menjadi tandus, akan tetapi mereka bangkit dan membangun kembali negara mereka dengan menginventarisasi guru-guru di Jepang yang masih hidup, sehingga Jepang dapat berkembang dan maju sampai saat ini, berkat integritas dan kesungguhan para guru yang mendidik dan membangun masyarakat Jepang.

Dari komparasi sejarah yang diceritakan oleh Pemimpin Pondok, beliau secara optimis meyakini bahwa pendidikan di Pondok Pesantren Daarul Ahsan mampu melahirkan aset-aset generasi bangsa yang berkualitas untuk mewujudkan perubahan bangsa Indonesia menjadi lebih baik dan maju pada masa depan. Maka pendidikan kaderisasi di Pondok Daarul Ahsan akan terus dijalankan dan pembinaan serta penguatan sistem pendidikan akan terus dievaluasi agar terciptanya seorang Pemimpin yang berjiwa ikhlas, berpengetahuan luas, dan visioner terlahir dari Pondok Pesantren Daarul Ahsan.

Di akhir pidato beliau, Pemimpin Pondok menutupnya dengan mengingatkan kepada seluruh peserta upacara agar jangan melupakan sejarah kemerdekaan Indonesia, serta menegaskan kepada seluruh santri Daarul Ahsan untuk mengembangkan diri dengan memperbanyak membaca dan belajar, serta tetap berdisiplin dan mematuhi segala peraturan di Pondok Pesantren Daarul Ahsan. Karena perubahan dapat diperoleh dengan kerja keras dan kesungguhan yang maksimal. Djejen

     

Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Pramuka Ke-60 di Pondok Pesantren Daarul Ahsan

Koordinator Kepramukaan Pondok Pesantren Daarul Ahsan menyelenggarakan HUT Ke-60  Gerakan Pramuka pada hari Sabtu (14 Agustus 2021) di Lapangan Utama Iskandariyah Ponpes Daarul Ahsan.

Pimpinan Pondok beserta seluruh dewan guru dan santri Pondok Pesantren Daarul Ahsan mengikuti upacara dengan khidmat, upacara HUT Pramuka ini dimulai tepat pada pukul 07.30 sampai 09.30 WIB. Pada kesempatan tersebut, Mudirul Ma’had atau Pemimpin Pondok Pesantren Daarul Ahsan, yakni K.H. Maman Lukman Hakim, M.A. menyampaikan nasihat dan amanat kepada seluruh peserta upacara. Dalam amanatnya beliau menyampaikan bahwa seluruh santri Daarul Ahsan harus mampu membuktikan diri untuk menjadi yang terbaik di setiap perlombaan kepramukaan, baik di tingkat regional maupun nasional, lanjut beliau dalam nasihatnya kepada seluruh peserta upacara agar terus menempa dan mengembangkan diri di Pondok Pesantren Daarul Ahsan dengan menekuni setiap bidang atau disiplin ilmu yang diminati, Pondok Daarul Ahsan laksana kawah candradimuka, yaitu tempat penempaan untuk melahirkan orang-orang hebat.

Pada masa pandemi ini, tidak ada sedikit pun yang menjadi sebuah hambatan terhadap kemeriahan pada pelaksanaan peringatan HUT Ke-60  Gerakan Pramuka ini, karena berbagai penampilan kreativitas santri tetap konsisten menunjukkan aksi heroiknya di hadapan peserta upacara, begitu juga dengan seluruh petugas upacara yang telah terlatih dan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Pelaksanaan HUT Pramuka di Pondok Daarul Ahsan tidak menghilangkan salah satu kultur yang telah menjadi ciri khas Pramuka Pesantren, yakni pembacaan Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka menggunakan tiga bahasa, yaitu bahasa Indonesia, Arab, dan Inggris.

Bertepatan dengan pelaksanaan HUT Ke-60  Gerakan Pramuka ini, telah dikukuhkannya ketua Majlis Bimbingan Gugus Harian (Mabigusri) Pondok Pesantren Daarul Ahsan periode 2021/2022, yakni Ustadzah Tri Eka Komara, S.Pd. yang mana pada periode 2020/2021 jabatan tersebut dipimpin oleh Al-Ustadz Djejen Nahrowi, S.Pd. Pergantian jabatan ketua Mabigusri dilaksanakan setiap tahunnya dan menyesuaikan dengan surat keputusan jabatan keorganisasian pondok yang disahkan oleh pimpinan pondok.

Kegiatan peringatan HUT Pramuka ini ditutup dengan kemeriahan tepuk pramuka yang dipandu langsung oleh pimpinan pondok kepada seluruh peserta upacara. Menariknya, K.H. Maman Lukman Hakim, M.A. selaku pemimpin pondok dan juga sebagai inspektur upacara menguji kekompakan tepukan pramuka di setiap masing-masing kelas sampai kepada seluruh dewan guru. Upacara pun diakhiri dengan gemuruh canda gurau seluruh peserta upacara karena guyonan yang disampaikan oleh pemimpin pondok.

Penulis: Djejen Nahrowi

Porseni ke-19 Pondok Pesantren Daarul Ahsan Resmi Dibuka

Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) ke-19 Pondok Pesantren Daarul Ahsan resmi dibuka pada sabtu (7/8/2021) Pukul 20.30 oleh Mudirul Ma’had KH. Maman Lukman Hakim, M.A di Lapangan Utama Iskandariyah.

Porseni merupakan kegiatan tahunan yang biasa diselenggarakan di Pondok Pesantren Daarul Ahsan (PPDA), kegiatan yang dianggap sebagai ajang bergengsi bagi seluruh santri Daarul Ahsan, karena berbagai bidang yang dilombakan pada perhelatan Porseni ini, diantaranya yaitu bidang olahraga yang meliputi futsal, volley ball, bulu tangkis, tenis meja, bola takraw, atletik, lari marathon, basket, renang, haling rintang, catur, dan senam santri. Kemudian perlombaan dari bidang kesenian yang dari lomba melukis, grafiti, kaligrafi, rubik, cipta logo, marawis, karikatur, swallow draw, nasyid, dan editing video.

Selanjutnya perlombaan dari bidang mentalitas, diantaranya terdiri dari lomba stand up comedy, ceramah, nasyid, dan sholawat. Adapun di bidang Bahasa yang terdiri dari perlombaan debat Bahasa arab, debat Bahasa inggris, spealing Arabic, spealing English, pidato tiga Bahasa, scrable, sing a song, taqdimul qishoh, broadcasting, story telling, warrior sentences, fathul qomus, fathul munjid, debat hukum Tata Negara. Dan bidang terakhir yang dilombakan pada ajang Porseni ini adalah bidang pengembangan tilawatil quran, bidang tersebut meliputi cabang tilawatil quran, tahfidz quran, tahfidz hadist, qiroatul kutub, syahril quran, fahmil quran, murotal, tahfidz kaidah, dan adzan.

Semua cabang perlombaan Porseni tersebut akan diikuti oleh seluruh santri PPDA, baik secara individu maupun secara kolektif disetiap masing-masing kelas. Kegiatan Porseni  ke-XVII ini yang bertemakan “Stop Wishing Start Doing” akan dilaksanakn dari tanggal 7 Agustus 2021 sampai 17 Agustus 2021.

Pembukaan ajang Porseni ke-19 ini dimeriahkan dengan berbagai penampilan dan parade santri PPDA, bahkan santri baru PPDA juga diikut sertakan dalam memerankan parade grand opening Porseni 2021, koordinator pelaksana Porseni ke-19 Al-Ustadz Dandi saat dikonfirmasi oleh crew Ahsan Media terkait diikut sertakannya santri baru dalam memerankan parade grand opening (GO) Porseni ini, beliau menerangkan bahwa diikut sertakannya santri baru PPDA dalam mengambil peran pada GO Porseni ini tiada lain dengan tujuan agar para santri baru ikut merasakan dalam melatih diri untuk mampu mempersembahkan mahakarya terbaiknya dihadapan dewan guru dan Pimpinan Pondok serta memberikan pengalaman pertama bagi mereka untuk melatih mental dan nilai kebersamaan. Terang koordinator Porseni ke-19

Penulis,

Alfin

Editor,

Djejen

TETAP CERIA WALAU PANDEMI DI HARI RAYA (Perayaan Idul Adha di Pondok Pesantren Daarul Ahsan Antara Prokes dan Progres)

DANGDEUR-Koordinator Kegiatan Gebyar Hari Raya Idul Adha 1442 H Pondok Pesantren Daarul Ahsan Al-Ustadz Ade Bukhori, S.Pd merekonstruksi seluruh rentetan kegiatan hari raya di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat berdasarkan protokol kesehatan (Prokes).

Pondok Pesantren Daarul Ahsan tetap menjalankan seluruh rutinitas kegiatan di lingkungan Pesantren secara normal, walaupun seluruh kegiatan harus tetap menerapkan Prokes serta mengutamakan kesehatan dan keselamatan bagi para santri juga seluruh elemen yang berada di lingkungan Pondok. Di masa pemberlakuan PPKM darurat yang diterapkan di wilayah Jawa-Bali, maka koordinator gebyar Hari Raya Idul Adha tahun 2021 ini harus merancang segala kegiatan agar tidak menimbulkan kerumunan dan mengancam kesehatan serta keselamatan para santri.

Adapun rentetan rutinitas kegiatan yang dilaksanakan setiap bulan Dzulhijjah/Hari Raya Idul Adha diantaranya yaitu, penggalangan dana kurban, perlombaan gema takbir untuk seluruh civitas akademika Pondok Daarul Ahsan, pelaksanaan shalat Idul Adha, pemotongan hewan kurban, dan manasik haji.

Segala kegiatan dilaksanakan khusus untuk internal Pondok, begitu pula pada proses penyembelihan hewan kurban, tidak seperti biasanya pada momen ini yang selalu menjadi tontonan khalayak umum, mulai dari para santri, dewan guru, wali santri dan Masyarakat Umum turut ikut mneyaksikan proses pemotongan hewan kurban di lingkungan Pondok Pesantren Daarul Ahsan. Perayaan Hari Raya di tahun ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di masa pandemi ini, segala kegiatan dilaksanakan secara tertutup dan terbatas serta harus menerapkan Prokes, bahkan pada Hari Raya pun seluruh wali santri dilarang untuk berkunjung dan menjengkuk putra-putrinya secara langsung, hal ini diterapkan agar menghindari kontak langsung dari pihak luar Pesantren karena telah merebaknya virus varian delta di beberapa wilayah Indonesia yang dianggap penularannya lebih cepat, oleh karena itu, hal tersebut diterapkan sebagai upaya ikhtiar koordinator kepanitiaan Hari Raya serta Pimpinan Pondok untuk menjaga keselamatan seluruh komponen yang berada di lingkungan Pesantren.

Untuk mengobati kerinduan para santri yang tidak dapat bertemu orangtuanya secara langsung, panitia Hari Raya Idul Adha menyelenggarakan kegiatan khusus untuk para santri beserta dewan guru di lingkungan Pesantren, yaitu memasak daging hewan kurban atau biasa dikenal dengan istilah “Nyate Bareng”. Kegiatan tersebut dipandu langsung oleh Wali Kelas dan diikuti oleh seluruh kelas. Kebahagiaan para santri dalam melewati malam di Hari Raya dengan nyate bersama wali kelas masing-masing sangat begitu besar. Hal demikian terlihat dari gumpalan asap yang menyelimuti setiap sudut pesantren pada saat proses memasak sate dari daging hewan kurban dan gemuruh suara canda dan tawa setiap kelas yang mampu mengobati kerinduan mereka kepada keluarganya.

Penulis,
Djejen Nahrowi

Foto Bersama di Hari Raya Idul Adha
Gema Takbir
Manasik Haji

PEMBUKAAN MASA ORIENTASI SANTRI DAARUL AHSAN (Mosada) 2021

Dangdeur-Masa Orientasi Santri Daarul Ahsan (Mosada) merupakan kegiatan awal bagi santri baru Pondok Pesantren Daarul Ahsan. Dalam kegiatan Mosada ini, seluruh santri baru akan dikenalkan berbagai hal yang berkaitan dengan nilai-nilai yang hidup dan berlaku di Pondok Pesantren Daarul Ahsan.

Acara tersebut dibuka langsung oleh Pimpinan Pondok Daarul Ahsan yakni KH. Maman Lukman Hakim, M.A, dalam tausyiahnya, beliau menganalogikan kepada seluruh santri baru bahwa Pondok Daarul Ahsan bagaikan Bahtera besar yang akan berlabu mengantarkan para penumpang kepada tujuannya di hamparan laut yang luas, oleh karena itu, maka hal yang perlu dilakukan oleh para penumpang kapal sebelum berlabuh maka mereka harus mengetahui siapa nahkodanya, seperti apa bentuk bahteranya, dan mau kemana tujuannya?. tutur beliau

Maksud dari analogi tersebut adalah bahwa yang dimaksud dengan bahtera adalah Pondok Daarul Ahsan itu sendiri, nahkoda adalah Pimpinan Pesantren, dan penumpang bahtera adalah para santri yang belajar di Pesantren Daarul Ahsan, sedangkan arah dan tujuan berlabuhnya sebuah bahtera itu tiada lain ialah visi misi pesantren Daarul Ahsan yang selaras dengan cita-cita para santri yang ingin digapai. Beliau melanjutkan dengan menjelaskan bahwa setiap Bahtera memiliki aturan-aturan yang wajib dipatuhi agar para penumpang dapat selamat sampai tujuan yang dikehendaki, begitu pula dengan Pondok Daarul Ahsan yang memiliki peraturan-peraturan yang wajib dipatuhi oleh semua santri.

Peraturan dan falsafah kehidupan di Pondok Pesantren Daarul Ahsan akan dibahas dan dijelaskan secara rinci pada kegiatan Mosada ini. Adapun Pemantik pada kegiatan Mosada ini akan diisi oleh Pimpinan Pesantren Daarul Ahsan dan Kepala Bagian di setiap bidang organisasi di Pondok Pesantren Daarul Ahsan. Acara ini akan diselenggarakan selama 3 (tiga) hari kedepan, mulai hari ini selasa (13/7) sampai jumat (15/7) yang bertempat di Grand Mushola Pondok Daarul Ahsan.

 

Penulis;

Djejen Nahrowi

UPGRADING GURU PENGABDIAN PONDOK PESANTREN DAARUL AHSAN:(Revitalisasi Etos Kerja Guru Pengabdian dalam menata dan membina para santri di Lingkungan Pesantren)

PAGIPON-Ketua Majlis Pertimbangan Guru (Mpg) bersama Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Ahsan menggelar Upgrading untuk seluruh guru pengabdian Daarul Ahsan lintas generasi, guru pengabdian adalah guru yang berasal dari lulusan/alumni Pondok Daarul Ahsan yang dipilih berdasarkan kompetensi dan kebutuhan tenaga kerja di lingkungan Pondok Daarul Ahsan.

Diselenggarakannya kegiatan Upgrading ini, yang bertujuan untuk memompa kembali etos kerja seluruh guru pengabdian dalam mengabdi dan berjuang untuk mewujudkan visi misi Pesantren Daarul Ahsan yang baik, benar, dan indah. Pemimpin Pondok Pesantren Daarul Ahsan KH. Maman Lukman Hakim, M.A menerangkan bahwa dengan mencari yang baik akan melahirkan etika, dan dengan mencari yang benar akan melahirkan ilmu, serta mencari yang indah akan melahirkan seni, begitulah tafsir dari visi misi pesantren Daarul Ahsan yang baik, benar, dan indah.

Acara tersebut diikuti oleh guru pengabdian dari generasi pertama sampai generasi terbaru, 60 (enam puluh) guru pengabdian turut mengikuti acara secara khidmat, kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, mulai dari hari rabu (7/7/2021) dan diakhiri pada hari kamis (8/7/2021) yang bertempat di Aula Utama Pondok Pagipon Daarul Ahsan 2.

Beberapa pemateri yang berpartisipasi menyampaikan materi upgrading ini adalah Pimpinan Pondok (Mudirul Ma’had) KH. Maman L Hakim, M.A, Ketua Mpg Al-Ustadz Ahmad Khaerudin, M.Pd, dan Kepada SMA Daarul Ahsan yakni Al-Ustadz Matawi, S.E., M.Pd. Mudirul Ma’had selaku pemantik utama, beliau menjelaskan secara gamblang tentang khitoh perjuangan mendirikan pesantren Daarul Ahsan sampai kisah perjuangan mengabdi di Pesantren beliau semasa santri, hal ini disampaikan kepada seluruh guru pengabdian agar semua pengabdian dapat mengambil ibroh dari sejarah dan hikmah perjuangan beliau, serta menerangkan nilai-nilai yang wajib dimiliki oleh seluruh guru pengabdian yang terakumulasi ke beberapa nilai yang telah dipaparkan oleh beliau berdasarkan kualifikasi pemimpin yang ideal.

Tahun pelajaran baru harus menjadi lembaran dan semangat baru bagi seluruh guru untuk menata kembali sistem pendidikan di Pondok Daarul Ahsan, yang berorientasi pada prioritas keunggulan kitab kuning/salaf dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), sebagaimana maqolah yang sering digaungkan disetiap Pondok Modern yaitu menjaga tradisi dan merespon modernisasi. Tutur beliau dalam mengakhiri penyampaian materi.

Penulis;

Djejen Nahrowi

Eksistensi Kegiatan Kampoeng Ramadhan di Pondok Daarul Ahsan tahun 2021.

Selasa, (27/04/2021) telah dibukanya kegiatan kampoeng Ramadhan di Pondok Pesantren Daarul Ahsan, kampoeng Ramadhan adalah kegiatan rutin yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Daarul Ahsan setiap bulan suci Ramadhan.

Adapun kegiatan ini dilaksanakan mulai dari hari selasa 27 April 2021 sampai jumat 30 April 2021, empat hari lamanya kegiatan tersebut diisi dengan berbagai kegiatan, diantaranya yaitu, Pengajian kilat terfokus yang diselenggarakan setiap pagi, mulai dari pukul 08.00 sampai 11.00 Wib, selanjutnya disambung dengan kegiatan yang dilaksanakan setelah sholat ashar berjamaah, yaitu dialog interaktif bersama para alumni yang telah berhasil berkiprah di masyarakat, mulai dari alumni yang berlatar belakang politisi, salah satunya yaitu Lulu Ulfuadiah alumnus Pondok Daarul Ahsan angkatan ke-X tahun 2014 yang saat ini terpilih sebagai anggota dewan legislatif di daerah Kabupaten Tangerang, bertepatan pada momentum kegiatan kampoeng ramadhan Daarul Ahsan, ia menyempatkan hadir untuk mengisi acara tersebut sekaligus menggabungkan kegiatan dialog interaktif kampoeng ramadhan dengan program kerja beliau sebagai anggota dewan yaitu menyelenggarakan telewicara dengan generasi milenial, ia berbagi kisah dan pesan-pesan moral kepada seluruh santri, bahwa semua hiruk-pikuk yang dilalui di Pondok Pesantren Daarul Ahsan sangat mengandung nilai yang sangat berharga di masa depan kita, maka sabar dan istiqomahlah belajar di Pondok Daarul Ahsan sampai tuntas, “pungkasnya”.

Sedangkan setiap malam setelah pelaksanaan shalat tarawih berjamaah, digelar berbagai macam perlombaan untuk seluruh santri secara internal di lingkungan pesantren Daarul Ahsan, mulai dari perlombaan sholawat, kosidah putri, marawis putra, sing song religi, duta santri dan lain-lain.

Kegiatan kampoeng ramadhan ini merupakan buah dari pemikiran para alumni Daarul Ahsan yang tergabung dalam organisasi Alumni Daarul Ahsan yang dikenal dengan Forum Silaturahmi Alumni Daarul Ahsan (Forsada), atas kegigihan dan komitmen Forsada untuk menghidupkan kegiatan Ramadhan di Pondok Pesantren Daarul Ahsan, maka dengan rasa syukur seluruh keluarga besar Forsada telah berhasil dan konsisten menyelenggarakan kegiatan tersebut selama empat tahun secara berturut-turut, hal demikian tidak terlepas dari dukungan dari pimpinan pondok KH. Maman Lukman Hakim, M.A yang selalu memberikan motivasi agar Forsada tetap eksis dan harus terus mengepakkan sayap perjuangannya sebagai organisasi alumni yang progresif dan mendunia.

AGENDA PENGAJIAN PADA BULAN RAMADHAN DI PONDOK DAARUL AHSAN TAHUN 2021

Senin, (12/04/2021) telah dilaksanakannya kuliah etiket dalam rangka menjelang datangnya bulan suci ramadhan di Aula Utama Pondok Pesantren Daarul Ahsan. Pada kegiatan tersebut, para santri dibekali dasar-dasar pengetahuan serta pedoman dalam menjalani ibadah di bulan suci ramadhan oleh Pemimpin Pondok KH. Maman Lukman Hakim, M.A. Selain itu, Pondok Pesantren Daarul Ahsan melalui bidang pendidikan dan Pengajaran merilis jadwal pengajian kitab kuning terbaru yang akan dikaji secara khusus di bulan suci ramadhan tahun ini.

Setiap tahunnya, Pondok Pesantren Daarul Ahsan sudah rutin menyelenggarakan ngaji pasaran kitab kuning di setiap bulan ramadhan. Ngaji Pasaran merupakan tradisi semua pondok pesantren di seluruh Indonesia yang menggelar pengajian kitab kuning secara khusus dan terfokus pada beberapa kitab tertentu, yang mana pada sistem ngaji parasan ini kitab kuning yang dikaji akan didalami secara tuntas dengan jangka waktu yang ditentukan. Adapun Pondok Pesantren Daarul Ahsan juga menyelenggarakan sistem ngaji pasaran, kitab yang dikaji terdiri dari dua aspek yaitu kitab akhlak dan fiqih. Sistem pengajian diklasifikasikan berdasarkan tingkatan kelas, seperti untuk kelas VII kitab akhlak yang dikaji adalah kitab Akhlak Lil Banin untuk santri Putra dan Kitab Akhlak Lil Banat untuk santri putri, sedangkan kitab fiqihnya adalah kitab Matan Safinatunnaja.  Adapun kitab lain yang dikaji adalah kitab ta’lim muta’alim, Sullamuttaufiq, Fathul Qorib dan Fathul Mu’in, kitab tersebut dibagi berdasarkan tingkatan kelas dan pengajar yang disiapkan merupakan tenaga pengajar yang telah memiliki sanad keilmuan yang jelas pada kitab yang akan diajarkan oleh masing-masing pengajar ke seluruh santri. Ngaji Pasaran di Pondok Pesantren Daarul Ahsan akan dilaksanakan selama 15 (Lima Belas) hari penuh dengan target secara keseluruhan akan mencapai sampai khatam atau selesai sampai akhir pembahasa seluruh kitab.

 

PERJUANGAN ULAMA DAN UMARO DALAM MENDIDIK UMAT

Islam adalah agama yang komprehensif, semua lini kehidupan terpusat pada satu napas perjuangan dalam mengabdikan diri sebagai hamba Allah, untuk melestarikan tatanan kehidupan yang stabil dan berkeadilan di muka bumi ini, semata-mata guna meraih ridhoNya di hari akhir kelak. Maka sangat keliru jika aspek agama dipisahkan dengan aspek politik, seolah-olah tambuk kepemimpinan di suatu Negeri hanya untuk kalangan politisi, dan tidak ada ruang bagi para kiai yang identik dengan kehidupannya sekadar mengurus jamaah pengajian. Baginda Besar Rasulallah Saw sebagai tokoh sentral umat Islam, sebagai teladan bagi pengikutnya yang telah memberikan contoh kepada dunia bahwa Ia selain sebagai Rasul/utusan Allah untuk menyebarluaskan ajaran Islam dalam hal tauhid, tetapi beliau juga tercatat dalam sejarah dunia sebagai tokoh saudagar dan pemimpin yang amanah dan adil. Itulah yang menjadi salah satu indikator bahwa Islam adalah ajaran yang komprehensif.

Pada prinsipnya, pemimpin suatu negeri adalah orang-orang yang memiliki komitmen dan mampu memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya, serta mampu menjamin suatu keadilan di setiap kebijakan yang diputuskan olehnya. Karena keamanan suatu negara bergantung pada tingkat kesejahteraan yang diperoleh oleh masyarakatnya serta keadilan yang mereka dapatkan dari kebijakan yang diputuskan oleh pemimpinnya. Jika keadilan dan kesejahteraan di suatu negara tidak terwujud, maka sama dengan memimpin untuk menghancurkan Negara yang dia pimpin.

Untuk mewujudkan tatanan suatu Negara yang berkeadilan dan berkemajuan, khususnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Negara yang terdiri dari berbagai pulau ini, yang terbentang luas dari sabang sampai merauke, maka tidak mudah dalam menyatukan satu pandangan untuk mewujudkan sebuah keadilan dan kesejahteraan di Indonesia, kecuali pemerintah mampu berjalan dan berdampingan secara bersamaan dengan para pemuka agama di Indonesia. Politik tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam, bahkan Allah memerintahkan untuk ikut andil dalam urusan politik. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 90. “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. Firman Allah pada ayat di atas menunjukkan bahwa Islam sangat menganjurkan kepada umatnya untuk tidak meniggalkan dunia politik, sebab untuk mewujudkan suatu keadilan, kebijakan, melarang dari perbuatan keji dan mungkar di Negara Indonesia, hanya dapat dilakukan jika kita memiliki legalitas kekuasaan yang berhak secara hukum untuk memberikan keadilan dan menjamin kesejahteraan di Negara Indonesia, baik itu sebagai pimpinan dewan legislatif ataupun eksekutif.

Terlalu banyak dalil-dalil alquran dan hadist Nabi yang menerangkan tentang anjuran umat Islam untuk berpolitik, dari berbagai sangkalan dan kekeliruan yang diungkapkan oleh para tokoh yang tidak mengetahui ajaran islam secara utuh, yang memisahkan antara agama dan politik suatu negeri. Cukup dengan satu Hadit Nabi yang diriwayatkan oleh Baehaqi sebagai jawaban dari kekeliruan yang mengungkapan bahwa agama tidak ada korelasinya dengan dunia politik, yang mana salah satu agama yang menjadi agama mayoritas di Indonesia adalah agama Islam, bahwa Rasulullah saw bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ

“Susungguhnya aku diutus di muka bumi ini untuk menyempurnakan Akhlak”

Hadist di atas menjelaskan secara rinci untuk berbagai aspek bidang kehidupan. Mengapa Islam membicarakan tentang rumah tangga, tiada lain yaitu agar kehidupan rumah tangga tersebut berakhlak Al-Qur’an. Dari aspek dunia perekonomian, mengapa Islam pun membahas tentang dunia ekonomi, maka jawabannya adalah agar pelaku ekonomi berakhlak Islam, tidak mengurangi timbangan dalam perniagaannya, berperilaku jujur pada produk barang yang diperjual belikan, dan lain sebagainya. Begitu juga islam membicarakan soal politik, agar mereka para pelaku politik memiliki akhlak, dan bermoral. Maka dari itu islam tidak bisa dipisah dengan ekonomi, islam tidak bisa dipisah dalam urusan rumah tangga, bahkan islam tidak bisa dipisahkan dengan politik. Karena islam diturunkan untuk petunjuk kehidupan manusia. Agar mereka semua berakhlak al-qur’an.

Umat islam sangat berhati-hati dalam memilih pemimpin, bukan karena kepentingan suatu kelompok dan hanya untuk meraup keuntungan pada golongan tertentu saja, melainkan para ulama yang mengajak kepada umat islam untuk memilih pemimpin yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah tertuang dalam kitab suci al-quran. Karena jika pemimpin yang dipilih tidak sesuai dengan prinsip ajaran Islam dan suatu Negara dipimpin oleh orang yang tidak meiliki kapasitasnya sebagai pemimpin negeri, sehingga kepercayaan pada masyarakat sudah hilang, maka negara itu akan hancur. Jangan sembarangan mengangkat seorang ketua atau kepada negara, pilihlah orang yang layak untuk memegang amanah ini. Sebagai mana sabda Rasulullah Saw dalam hadist berikut:

إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ

“Apabila perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya”. (HR. Al-Bukhari dari Abi Hurairah).

Ulama dan umro adalah navigasi bangsa yang mampu menjadi petunjuk dan pembentuk paradigma masyarakat yang berkemajuan. Keutuhan dan Kesatuan Negara Republik Indonesia adalah warisan dari para pendiri bangsa Indonesia, mewujudkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat adalah cita-cita luhur bangsa Indonesia. Maka sangatlah berdosa jika para tokoh politik dan para pemuka agama tidak menjadi pencerah dan pelopor persatuan di tengah keruhnya kehidupan masyarakat dan carut-marutnya tatanan Negara, yang mengakibatkan perpecahan antar golongan  umat beragama, ras dan suku. Ulama dan umaro harus mengambil peran sebagai pendidik bangsa, belajar dari sejarah untuk mengambil sebuah pelajaran, agar terwujudnya cita-cita luhur bangsa kita dapat belajar dengan Negara maju dan untuk menjaga keutuhan Negara kesatuan Republik Indonesia, kita juga perlu mempelajari sejarah dari berbagai bahaya laten yang pernah melanda pada suatu negera tertentu yang menimbulkan perpecahan.

Sebuah sejarah yang menerangkan asal mula dari munculnya paham liberalisme di Negara barat adalah karena traumatis dengan ajaran agamanya sendiri. Mereka merasa tertekan dengan aturan-aturan agamanya sendiri. Bahkan dalam sejarahnya, ada yang pernah dieksekusi dijerumuskan ke dalam kandang harimau untuk dijadikan santapannya, yang mana harimau yang disiapkan yaitu harimau yang tidak makan dalam 3 hari. Mereka trauma dengan kitab-kitabnya yang sudah banyak dirubah, dan juga sebagian dari mereka trauma dengan sosok yesus, karena alasan yang tidak jelas dan meragukan. Sehingga tumbuhlah aliran baru yakni librarisme, liberalisme adalah sebuah aliran yang mengedepankan sebuah kebebasan berpikir, karena bagi mereka kebebasan adalah hak manusia, mereka ingin bebas dari asuhan agama. Dan setelah itu tumbuhlah aliran sekularisme, yang berarti agama tidak mengatur kehidupan manusia. Dalam satu hadis sahih yang diriwayatkan Aisyah radiyallāhu ‘anha bahwa Rasulullah SAW selalu berdoa: “Ya Allah ya Tuhanku, barangsiapa yang memerintah urusan umatku, kemudian ia mempersulit mereka maka persulitlah dia, dan barangsiapa yang memerintah umatku, kemudian ia lemah lembut kepada mereka, maka kasihanilah dia”.  (HR. Muslim-4826).

Paham liberalisme yang telah diterangkan di atas, merupakan bahaya laten yang dapat mengancam keutuhan bagi kesatuan negara republik Indonesia (NKRI). Maka para ulama perlu menyampaikan kebenaran tersebut kepada masyarakat untuk menjauhi dan mewaspadainya, juga bagi para pemimpin Negeri perlu mengambil peran dalam mendeteksi dan meredam berkembangnya paham liberalisme di Indonesia. Agar paham yang menganut kebabasan yang berpotensi merusak krukunan umat beragama di Indonesia yang telah lama dapat hidup secara berdampingan.

Para ulama mengambil peran sebagai pendakwah yang bertugas untuk mengajak umatnya ke jalan yang benar sesuai dengan tuntunan agama. Semua lapisan kehidupan jika berlandaskan moral dan akhlak yang mulia sesuai dengan pedoman al-quran dan hadist, maka akan terwujud sebuah keadilan dan kesejahteraan di masyarakat Indonesia. Dakwah adalah sebuah kewajiban, para ulama bertugas untuk membumikan ayat-ayat Allah dan mendidik generasi muda sebagai penerus pemimpin bangsa, maka jiwa perjuangan dan keikhlasan perlu diajarkan kepada mereka, agar napas perjuangan mereka tanpa pamrih serta totalitas dalam mengbdikan diri meraka untuk kemajuan Negera dan menghidupkan Agama sampai ke pelosok daerah.

Jika keimanan para generasi muda kokoh, melakukan dakwah secara ikhlas yang mengacu pada prinsip ikhlas yaitu menghilangkan semua kata “karena” di setiap pekerjaan, dan cukup sisakan satu kata karena yaitu, “karena Allah”. Berjuang dan berdakwah bukan karena mencari populitas, dan juga bukan untuk naik daun. Orang yang berdakwah karena ingin dipuji itu bohong, walaupun karena takut dipuji itu juga berarti tidak ikhlas. Jadi kuncinya adalah tidak minta dipuji, dan tidak takut dibenci. Pesan untuk para generasi muda yang hendak membuat pembaharuan dalam agama, maka bangkitkanlah kembali ajaran-ajaran agama yang sudah hilang, seperti budaya halaqoh pendalaman alquan di setiap majelis-majelis ilmu yang biasa dilakukan di setiap seusai shalat maghrib. Jangan sampai pembaharuan yang dilakukan di Negara barat, yaitu menyesuaikan agama dengan perkembangan manusia, dan sekarang sudah terjadi perubahan peradaban yang sudah sangat jauh. Akan tetapi dalam islam itu berbeda, kita harus menghidupkan kembali nilai- nilai agama yang sudah tergusur, dan dibangkitkan kembali. itulah yang dimaksud dengan pembaharuan agama dalam ajaran Islam.