TETAP CERIA WALAU PANDEMI DI HARI RAYA (Perayaan Idul Adha di Pondok Pesantren Daarul Ahsan Antara Prokes dan Progres)

DANGDEUR-Koordinator Kegiatan Gebyar Hari Raya Idul Adha 1442 H Pondok Pesantren Daarul Ahsan Al-Ustadz Ade Bukhori, S.Pd merekonstruksi seluruh rentetan kegiatan hari raya di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat berdasarkan protokol kesehatan (Prokes).

Pondok Pesantren Daarul Ahsan tetap menjalankan seluruh rutinitas kegiatan di lingkungan Pesantren secara normal, walaupun seluruh kegiatan harus tetap menerapkan Prokes serta mengutamakan kesehatan dan keselamatan bagi para santri juga seluruh elemen yang berada di lingkungan Pondok. Di masa pemberlakuan PPKM darurat yang diterapkan di wilayah Jawa-Bali, maka koordinator gebyar Hari Raya Idul Adha tahun 2021 ini harus merancang segala kegiatan agar tidak menimbulkan kerumunan dan mengancam kesehatan serta keselamatan para santri.

Adapun rentetan rutinitas kegiatan yang dilaksanakan setiap bulan Dzulhijjah/Hari Raya Idul Adha diantaranya yaitu, penggalangan dana kurban, perlombaan gema takbir untuk seluruh civitas akademika Pondok Daarul Ahsan, pelaksanaan shalat Idul Adha, pemotongan hewan kurban, dan manasik haji.

Segala kegiatan dilaksanakan khusus untuk internal Pondok, begitu pula pada proses penyembelihan hewan kurban, tidak seperti biasanya pada momen ini yang selalu menjadi tontonan khalayak umum, mulai dari para santri, dewan guru, wali santri dan Masyarakat Umum turut ikut mneyaksikan proses pemotongan hewan kurban di lingkungan Pondok Pesantren Daarul Ahsan. Perayaan Hari Raya di tahun ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di masa pandemi ini, segala kegiatan dilaksanakan secara tertutup dan terbatas serta harus menerapkan Prokes, bahkan pada Hari Raya pun seluruh wali santri dilarang untuk berkunjung dan menjengkuk putra-putrinya secara langsung, hal ini diterapkan agar menghindari kontak langsung dari pihak luar Pesantren karena telah merebaknya virus varian delta di beberapa wilayah Indonesia yang dianggap penularannya lebih cepat, oleh karena itu, hal tersebut diterapkan sebagai upaya ikhtiar koordinator kepanitiaan Hari Raya serta Pimpinan Pondok untuk menjaga keselamatan seluruh komponen yang berada di lingkungan Pesantren.

Untuk mengobati kerinduan para santri yang tidak dapat bertemu orangtuanya secara langsung, panitia Hari Raya Idul Adha menyelenggarakan kegiatan khusus untuk para santri beserta dewan guru di lingkungan Pesantren, yaitu memasak daging hewan kurban atau biasa dikenal dengan istilah “Nyate Bareng”. Kegiatan tersebut dipandu langsung oleh Wali Kelas dan diikuti oleh seluruh kelas. Kebahagiaan para santri dalam melewati malam di Hari Raya dengan nyate bersama wali kelas masing-masing sangat begitu besar. Hal demikian terlihat dari gumpalan asap yang menyelimuti setiap sudut pesantren pada saat proses memasak sate dari daging hewan kurban dan gemuruh suara canda dan tawa setiap kelas yang mampu mengobati kerinduan mereka kepada keluarganya.

Penulis,
Djejen Nahrowi

Foto Bersama di Hari Raya Idul Adha
Gema Takbir
Manasik Haji

PEMBUKAAN MASA ORIENTASI SANTRI DAARUL AHSAN (Mosada) 2021

Dangdeur-Masa Orientasi Santri Daarul Ahsan (Mosada) merupakan kegiatan awal bagi santri baru Pondok Pesantren Daarul Ahsan. Dalam kegiatan Mosada ini, seluruh santri baru akan dikenalkan berbagai hal yang berkaitan dengan nilai-nilai yang hidup dan berlaku di Pondok Pesantren Daarul Ahsan.

Acara tersebut dibuka langsung oleh Pimpinan Pondok Daarul Ahsan yakni KH. Maman Lukman Hakim, M.A, dalam tausyiahnya, beliau menganalogikan kepada seluruh santri baru bahwa Pondok Daarul Ahsan bagaikan Bahtera besar yang akan berlabu mengantarkan para penumpang kepada tujuannya di hamparan laut yang luas, oleh karena itu, maka hal yang perlu dilakukan oleh para penumpang kapal sebelum berlabuh maka mereka harus mengetahui siapa nahkodanya, seperti apa bentuk bahteranya, dan mau kemana tujuannya?. tutur beliau

Maksud dari analogi tersebut adalah bahwa yang dimaksud dengan bahtera adalah Pondok Daarul Ahsan itu sendiri, nahkoda adalah Pimpinan Pesantren, dan penumpang bahtera adalah para santri yang belajar di Pesantren Daarul Ahsan, sedangkan arah dan tujuan berlabuhnya sebuah bahtera itu tiada lain ialah visi misi pesantren Daarul Ahsan yang selaras dengan cita-cita para santri yang ingin digapai. Beliau melanjutkan dengan menjelaskan bahwa setiap Bahtera memiliki aturan-aturan yang wajib dipatuhi agar para penumpang dapat selamat sampai tujuan yang dikehendaki, begitu pula dengan Pondok Daarul Ahsan yang memiliki peraturan-peraturan yang wajib dipatuhi oleh semua santri.

Peraturan dan falsafah kehidupan di Pondok Pesantren Daarul Ahsan akan dibahas dan dijelaskan secara rinci pada kegiatan Mosada ini. Adapun Pemantik pada kegiatan Mosada ini akan diisi oleh Pimpinan Pesantren Daarul Ahsan dan Kepala Bagian di setiap bidang organisasi di Pondok Pesantren Daarul Ahsan. Acara ini akan diselenggarakan selama 3 (tiga) hari kedepan, mulai hari ini selasa (13/7) sampai jumat (15/7) yang bertempat di Grand Mushola Pondok Daarul Ahsan.

 

Penulis;

Djejen Nahrowi

UPGRADING GURU PENGABDIAN PONDOK PESANTREN DAARUL AHSAN:(Revitalisasi Etos Kerja Guru Pengabdian dalam menata dan membina para santri di Lingkungan Pesantren)

PAGIPON-Ketua Majlis Pertimbangan Guru (Mpg) bersama Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Ahsan menggelar Upgrading untuk seluruh guru pengabdian Daarul Ahsan lintas generasi, guru pengabdian adalah guru yang berasal dari lulusan/alumni Pondok Daarul Ahsan yang dipilih berdasarkan kompetensi dan kebutuhan tenaga kerja di lingkungan Pondok Daarul Ahsan.

Diselenggarakannya kegiatan Upgrading ini, yang bertujuan untuk memompa kembali etos kerja seluruh guru pengabdian dalam mengabdi dan berjuang untuk mewujudkan visi misi Pesantren Daarul Ahsan yang baik, benar, dan indah. Pemimpin Pondok Pesantren Daarul Ahsan KH. Maman Lukman Hakim, M.A menerangkan bahwa dengan mencari yang baik akan melahirkan etika, dan dengan mencari yang benar akan melahirkan ilmu, serta mencari yang indah akan melahirkan seni, begitulah tafsir dari visi misi pesantren Daarul Ahsan yang baik, benar, dan indah.

Acara tersebut diikuti oleh guru pengabdian dari generasi pertama sampai generasi terbaru, 60 (enam puluh) guru pengabdian turut mengikuti acara secara khidmat, kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, mulai dari hari rabu (7/7/2021) dan diakhiri pada hari kamis (8/7/2021) yang bertempat di Aula Utama Pondok Pagipon Daarul Ahsan 2.

Beberapa pemateri yang berpartisipasi menyampaikan materi upgrading ini adalah Pimpinan Pondok (Mudirul Ma’had) KH. Maman L Hakim, M.A, Ketua Mpg Al-Ustadz Ahmad Khaerudin, M.Pd, dan Kepada SMA Daarul Ahsan yakni Al-Ustadz Matawi, S.E., M.Pd. Mudirul Ma’had selaku pemantik utama, beliau menjelaskan secara gamblang tentang khitoh perjuangan mendirikan pesantren Daarul Ahsan sampai kisah perjuangan mengabdi di Pesantren beliau semasa santri, hal ini disampaikan kepada seluruh guru pengabdian agar semua pengabdian dapat mengambil ibroh dari sejarah dan hikmah perjuangan beliau, serta menerangkan nilai-nilai yang wajib dimiliki oleh seluruh guru pengabdian yang terakumulasi ke beberapa nilai yang telah dipaparkan oleh beliau berdasarkan kualifikasi pemimpin yang ideal.

Tahun pelajaran baru harus menjadi lembaran dan semangat baru bagi seluruh guru untuk menata kembali sistem pendidikan di Pondok Daarul Ahsan, yang berorientasi pada prioritas keunggulan kitab kuning/salaf dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), sebagaimana maqolah yang sering digaungkan disetiap Pondok Modern yaitu menjaga tradisi dan merespon modernisasi. Tutur beliau dalam mengakhiri penyampaian materi.

Penulis;

Djejen Nahrowi